Selasa, 21 Juni 2011

Truth or Dare

ini cerita tentang game yang kita mainin beberapa hari yang lalu. Sebenernya sama aja sih kaya game yang dimainin sama orang2 di barat sana. cuma ya kita pake minum2 tap ga mabok2.

So, kalo versi aslinya kan pakai suit tuh buat nentuin sapa yang di hukum?
nah....versi kita sedikit beda. kita pake botol parfum bekas bang Harry (hahaha) buat diputar2 n sapa yang berada di arah tutup botol tersebut lah yang kena.
ya, sebenernya ga menarik2 amat sih ya. cuma ini juga salah satu pengalaman saya yang menurut saya cukup berkesan.

kenapa berkesan?
jadi gini, malam itu yang bisa keluar cuma saya, bang harry n miy. saya lupa awalnya kita kemana tapi yang pasti akhirnya kita putusin buat ngopi di frapio babarsari. karena disitu hotspot n kebetulan saya bawa laptop ya akhirnya saya sibuk lah sama tu laptop. bang Harry sibuk sama gadgetnya n miy sibuk nahan matanya (bukan mau keluar, tapi emang miy orangny ngantukan). karna meliat miy yang sudah hampir tenggelam matanya, akhirnya kita mutusin buat cb nyari mainan.
karena keterbatasan alat yang di bawa malam itu n keterbatasan orang kita main yang simpel2 aja lah ya.

dan..tereret tereeeet...
terpilih lah Truth or Dare. ya walaupun banyakan truthnya dari pada darenya (hahahaha). okey. permainan pun berlangsung sengit. satu persatu pertanyaan di lemparkan tanpa ampun. mulai dari masalah umum sampai masalah yang paling pribadi (hahahaha).

menarikya dimana?
disini nih...waktu kita pindah tempat karena frappio emang tutup jam 2 mlm, akhirnya pindah dikit k indomaret yg ada di depannya. permainan yang masih panas pun dilanjutkan disitu. tapi herannya....
Hampir separo permainan disitu yang kena saya terus..
muali dari pertanyaan yang biasanya orang normal tanyakan sampai yang ga normal pun saya jawab..
hingga akhirnya keluarlah satu pertanyaan ini..

"sekarang lagi suka sama sapa yop?"

dag..dig..dug..derrr...
(pingin bohong, tp ini kan truth, pengen jawab tapi....)
akhirnya....

walaupun gugup...kalimat ini keluar juga...
"gak tau kenapa akhir2 ini lagi suka sama "tiiiiiiiiiiiit" , sayang malah"
dan respon yang saya dapat
"na lo.." "oh..oke"
hahahaahahaha..

kata anak2 sih paling cuma sesaat aja perasaan saya ini.
tapi nyatanya...samapai hari ini, rasa itu masih ada, n sekarang saya yang repot karena ga tau harus diapain. tapi kayanya di bunuh aja lah ya...hahahaha..

sekian.

"Waktu bisa mengikat erat orang satu sama lain, namun waktu juga bisa melonggarkannya"

Home

sedikit cerita aja sih..
setelah sekian lama g nulis, akhirnya ada juga waktu buat duduk manis di depan lepi buat numpahin isi dalam kepala (bukan otak). setelah di hias dikit n d poles2..akhirnya siap buat menyambut liburan ntar (hore). okey, tulisan kali ini agak berbau pribadi (bau?) karena kali ini saya bakal cerita bagaimana seorang oyop yg dari luar rada selengean (urak-urakan, gak jelas, ancur, red.) tetep kangen sama yang namanya rumah (iyalah!).

sebelum membahas tentang oyop dan rasa2 ga karuannya, kita mulai aja dulu dengan definisi2 penting mengenai hal yang bakal banyak kesebut dalam tulisan kali ini.
-kampung halaman : tempat dimana kita ga akan nyasar sekalipun jalan sambil tutup mata.
-Rumah : tempat dimana saya merasa nyaman dengan keadaan, suasana, dan lingkungannya.
-keluarga : orang yang memiliki hubungan darah, hubungan jiwa, dan kemiripan raga.
-teman : orang yang terikat sama kita karena suatu keadaan (satu kelas, satu angkatan,dll)
-sahabat : satu tingkat di atas teman karena orang ini ada saat kita susah n g repot waktu kita hilang karena sesuatu yang menyenangkan.
-saudara :
a.keluarga dari ayah dan ibu yg sama.
b.1 tingkat di atas sahabat, karena saya yang repot kalo mereka ga ada, alias saya sudah terikat sama mereka untuk waktu yang tidak ditentukan dan ga akan pernah bisa buang mereka lah pokonya.

oke buat yang lainnya nanti di sambil nulis aja ya..
kelamaan soalnya, hehehe..

hmmm...sejauh ini saya punya 2 kampung halaman, ya walaupun yang kedua masih belum terlalu kampung halaman sih. yang pertama adalah tempat kelahiran saya kedunia,Sampit. dan yang kedua adalah tempat kelahiran saya ke dunia nyata, Jogja. jadi karna punya 2, saya akan sangat merindukan salah satunya jika terlalu lama berada di salah satunya.
Sampit adalah tempat dimana ada keluarga dan rumah utama saya. disana ada mama, abah, rere, dan harusnya juga ada deden (sekarang lagi ngerantau sama saya).disana saya menghabiskan masa kecil, masa sekolah, dan masa2 menyenangkan dengan kadar konflik yang sangat kecil (namany juga anak2).
sedangkan Jogja adalah tempat dimana saya sekarang berada. disini saya memulai kehidupan nyata dan masa kuliah saya. sangat banyak yang nantinya saya ceritakan tentang kehidupan penuh konflik selama saya disini. disini saya banyak bertemu orang baru dan menjalin hubungan lebih erat dengan sahabat2 lama saya. dan tidak jarang kita membuat kelompok2 sosial yang didapat tanpa sengaja (bolang, temponok, bolang fc, dll).

ko jadi rada melenceng ya?(hahaha)
kaya nya hal2 diatas kita ceritain lain waktu aja lah ya...
yang pengen saya bahas kali ini sebenarnya tentang seberapa rindunya saya dengan suasana rumah dan suasana keluarga kecil kami..
saya benar2 rindu mama, abah, rere, dan deden dalam 1 rumah...
itu aja sih..ga jelas? biarin...hahahaha.




Selasa, 15 Maret 2011

cuma lewat

Pacaran itu bukan buat nyari sapa orang yang cocok n banyak kesamaan, tapi nyari orang yang kuat dan mampu bertahan sama kita dalam banyaknya perbedaan yang tercipta dan mampu memberi kita semangat untuk melewati perbedaan itu sendiri.

Kamis, 27 Januari 2011

"....."

Saat pertama ketemu kamu...
mungkin mulutku tidak mengatakan "kamu cantik"...
Tapi mata dan hatiku iya.

Rabu, 12 Januari 2011

Bersabar , jika salah bisa bahaya.

Bersabar adalah keadaan dimana kita mencoba menerima keadaan yang tidak menguntungkan atau bahkan menyakitkan untuk kita terima. Ketika suatu kali kita mendapat masalah yang lumayan mengganggu pikiran kita, secara otomatis pikiran kita akan membentuk pola kebiasaan yang kadang malah melemahkan dan jika terus dibiarkan akan merusak mental kita di masa yang akan datang. Sebagai contoh, sebagai seorang pelajar/pekerja biasanya kita selalu berhubungan erat dengan nilai dan penilaian. Di saat nilai dan penilaian terhadap diri kita mencapai kata "cukup" atau "bagus" kita dengan mudah menerimanya. Bagaimana jika sebaliknya?
Di saat keadaan berbalik, atau katakanlah nilai dan penilaian yang kita dapat berada dalam katagori "buruk", secara otomatis hal tersebut akan menghancurkan mental kita untuk sesaat atau bahkan jangka waktu yang lama(ini tergantung seberapa penting nilai dan penilaian itu untuk kita, dan apa dampaknya bagi hidup kita). Setelah fase kesengsaraan ini berlalu, pikiran kita dalam tahap pemulihan akan membentuk sugesti-sugesti yang mungkin menurut kita baik, misal; "Sabar, bersyukur aja, masih banyak orang yang mendapat lebih jelek daripada kita" atau "sabar, masih banyak orang yang kurang beruntung untuk mendapat kesempatan seperti kita". Sebagai efek, wow, bisa terlihat kalau kita pulih dan siap menghadapi hari-hari yang ada di selanjutnya. Kenyataannya? kalimat sugesti seperti itu hanya akan memperburuk keadaan dengan membuat kita "nyaman" berada di posisi "tidak nyaman" tersebut. Semakin sering kalimat sugesti seperti itu muncul dalam kepala kita, semakin lemahlah diri kita. kita harus sadar, kita berada dalam posisi "tidak nyaman" tersebut karena kesalahan kita sendiri, entah kurangnya persiapan, faktor internal, maupun eksternal. Cobalah bangkit dan berkata TIDAK pada keadaan ini, jangan malah terus-terusan mencari orang yang mendapat keadaan lebih buruk daripada kita hanya untuk menguatkan diri kita. Dan cobalah untuk mengakui keadaan seperti ini ada karena kesalahan kita dan kita jugalah yang harus memperbikinya.

" Hey? Esok lebih baik itu gak datang dengan sendirinya, kamu yang salah, kamu yang harus memperbaikinya!"